bismillahirrahmanirrahim

dimulakan dengan bismillah

Saturday, February 25, 2012

tooth extraction...*funfunfun

bertaun-taun phobia sama dokter gigi dengan segala peralatannya, akhirnya bertaun-taun juga bertahan dengan gigi patah yang seharusnya sudah dicabut sejak dulu...pusing, cenat-cenut, dan berbagai persoalan hidup lainnya yang terjadi akibat sisa patahan gigi, ex: makanan yang nyelip-nyelip, belum lagi tentang estetika gigi, menghiasi hari-hariku bertahun-tahun itu...(sedikit lebay)
akhirnya dengan penuh pertimbangan, disebabkan oleh kepala yang mulai sakit, mungkin syarafnya uda kena pengaruh gigi patah itu, aku mulai tanya-tanya sana-sini untuk cabut gigi. mulai dari tanya rekomendasi dokter gigi yang baik hati dan tidak akan sakit kalo cabut gigi orang, terus tanya-tanya seputar persiapan cabut gigi, bagaimana rasanya, berapa lama waktu yang dihabiskan untuk mencabut sebuah gigi sampe pada proses penyembuhannya, bahkan aku banyak googling buat tau pengalaman orang-orang yang cabut gigi. macem-macem memang, ada yang tersiksa karena sakitnya yang luar biasa, ada yang biasa-biasa saja, malah ada juga yang persis denganku, takut banget ke dokter gigi tapi karena ketemu dokter gigi yang super ramah plus cantik dipandang mata, akhirnya cabut gigi terasa menyenangkan..

dokter sisca, nama dokter gigi yang akhirnya aku dapatkan dari forum yahoo answer. praktek di apotek V***, setiap sore mulai jam 17.00. aku telpon ke apotek tersebut, tanya-tanya jadwal de el el. sudah bulat tekadku untuk datang ke dokter cantik itu..dengan segenap keberanian yang terkumpul, satu pagi yang cerah, aku ngobrol dengan seorang tetangga kantor. masih seputar cabut gigi. beliau bercerita pengalaman indahnya dabut gigi di puskesmas dekat rumahnya. bersama anaknya yang saat itu masih SD. aku semakin tertarik, karena dia menyebutkan anaknya yang masih SD juga cabut gigi. pertanyaanku padanya saat itu adalah, "anakmu ga papa?apa dia nangis stelah itu?"...
"nggak, malah besoknya sudah bisa langsung sekolah. dokternya baiikkk"...
dengan semangat beliau merekomendasikan aku untuk cabut gigi di tempat itu saja, daripada ke dokter praktek, pasti jauh lebih ahal daripada puskesmas. lagipula puskesmas itu puskesmas percontohan. es be ye ajah pernah berkunjung kesana...(hihihihi,,lumayan, pernah ada presiden RI).

akhirnya aku menentukan tanggal untuk eksekusi gigi patahku. GERAHAM NOMOR DUA DARI BELAKANG. yang aku bayangkan betapa pegelnya aku harus mangap sementara dokter mengambil paksa gigiku berikut akar-akarnya. pagi-pagi, suasana puskesmas sudah sangat penuh mengantri. sekitar jam 09.00. setelah pendaftaran dan lain-lain, aku diarahkan ke poli gigi. oya, aku tidak sendirian, membawa seorang yang mungkin nanti bisa membantuku kalo-kalo terjadi sesuatu yang tidak diinginkan setelah pencabutan gigi terjadi.. rasanya pengen ga jadi aja, H2C nunggu panggilan. akhirnya tibalah giliranku masuk ke ruang dokter. ada dua kursi gigi yang masih bagus. dokternya cantik-cantik, ada dua ibu-ibu muda, dan asistennya.
"sialakn duduk mbak"
aku takut sekali...disuruh mangap sama dokternya. waktu itu kondisi gigiku baru sembuh dari cenat-cenut. ada sedikit benjolan pada gusinya. dokternya bilang,"mbak, ini belum bisa dicabut harus diobati dulu karena masih infeksi..."
hhhhhhhhh...lega rasanya, ga jadi cabut gigi,hehehe...ga jadi ada pendarahan.
"ok dokter, boleh..."
disodorkan secarik resep dan aku tebus ke bagian obat. nanti 3 hari setelah itu aku diminta untuk kembali.

hari berikutnya......
dengan prosedur yang sama, aku kembali ke ruangan yang sama. dokternya pun sama. ternyata jawabannya sama. "masih infeksi juga,,,apa mw tetep dicabut?"
"emang nanti gimana dok, kalo dicabut sekarang?"
"ya obat kebalnya ga maksimal, pasti akan sakit"
tentu saja aku menolak mentah-mentah...."ok, saya kasih obat lagi yah, 3 hari lagi kesini lagi..."
hhhhhhhhh.......lega lagi rasanya....

hari berikutnya....
jum'at, menjelang siang. sepi....tidak ada tanda-tanda antrian di puskesmas. ternyata memang kalo jum'at lebih pendek harinya..rupanya teman sekantorku cabut gigi juga hari ini. di puskesmas yang berbeda, melihat dia kesakitan, dan terlihat begitu tersiksa, aku jadi semakin takut dan ragu..tapi aku harus berani...bismillah...

hari berikutnya...
sabtu. pagi-pagi sekali. sendirian, tidak ada yang menemani. kayaknya ini adalah hari yang ditunggu-tunggu. antri dan lain-lain, namaku dipanggil. kali ini dokternya berbeda. seorang ibu-ibu. yang sudah tidak muda lagi..baiiikkkk,,,,,aku seperti anak TK yang baru belajar menggosok gigi. terhibur rasanya.
"dok, saya belum pernah, saya takut sekali, pelan-pelan aja ya"
"iya mbak,tenang aja. yang penting mau disuntik"
"lama ga dok?"
"tergantung, kalo rapuh ya lama"
setelah diamati dokternya bilang gigiku rapuh,,huhuhu semakin serem.....
"saya mau merem aja dok, takut"
"iya, sebaiknya begitu. nyantai yah jangan tegang. mending sakit sekali daripada sakit terus-terusan"
atas perintah bu dokter baik hati itu, aku buka mulutku dan merasakan ada sentuhan kecil pada gusiku. dan sekali lagi, ada sentuhan kecil pada gusiku sebelahnya.
"sekarang tunggu di luar dulu yah, nanti dipanggil lagi". bu dokternya bilang begitu.
aku baru tau, rupanya tadi aku disuntuk, tapi kok tidak semenyeramkan yang aku kira...lama-lama aku seperti tidak punya pipi, tidak punya bibir. kebal semua. terasa tebal sekali. aneh. namaku dipanggil lagi.
"sudah merasa kesemutan belum mbak?" bu dokter tanya lagi.
"sudah dok"
"sampe ke lidah?terasa tebal?"
"iya dok"
"kita mulai yah. kumur-kumur dulu. nanti kalo ada sedikit bunyi-bunyi atau ada terasa cabutan akarnya, itu wajar, tapi tenang aja yah"
satu menit...dua menit...tiga menit...dan seterusnya...aku hanya melihat bu dokter baik hati berjuang dan berusaha keras mencabut akar gigiku. tapis edkitpun aku tidak merasakan apa-apa. hanya pegel aja karena mangap terus.
"bentar ya mbak, satu lagi akarnya"
terus danterus akhirnya dokter mengeluarkan benda kecil yang tidak serupa gigi yang selama ini aku lihat pada poster-poster kesehatan. ternyata memang sudah tidak berbentuk gigi. sudah begitu parah.
"sudah dok?"
"sudah,,"
"begitu aja?"
"iya....ga pa pa kan?, kapasnya dibuang yah dua jam lagi"

dokternya senyum menambah kebaikan hatinya...

hhhhhhhh.....akhirnya selsai sudah sodara-sodara. menyenangkan dan tidak menyakitkan...

sekarang sudah sehat sudah tidak ada lagi gigi patah...:)

luv luv luv bu dokter baik hati...^_^

2 comments:

  1. udah lama nggak liat blog dini, masih dengan cerita lutu :) by the way nama dokternya sama dengan mb ya

    ReplyDelete
    Replies
    1. hihihi...mbak sisca sayaanggg...aku malah baru nengok blog ku lg..:p
      nama dokternya sama, tp malah g sempet ketemu dengan nya, krn akhirnya aku k dokter lain, hehe. btw, thengkyuw uda mampir sini,,,dan komentar,,he..jd GE Er:*

      Delete