bismillahirrahmanirrahim

dimulakan dengan bismillah

Wednesday, September 29, 2010

masih seputar memilih

kembali bertemu dengan pilihan,,itulah seninya hidup...
dan satu hal yang menurut kita merupakan sebuah pilihan yang sulit, bisa jadi menurut sebagian orang adalah hal yang sangat sepele dan biasa saja. kesulitan dalam memilih itu yang kemudian membawa kita pada posisi sebagai seorang yang sedang belajar mendewasakan diri. pilihan yang kemudian diambil dan dijalani, membutuhkan keberanian yang besar dari siapapun yang menjalaninya. dengan berbagai resiko, plus minus, dan konsekuensi logis dari tiap pilihan yang tersedia, disitulah letak proses pembelajaran kita. mempertimbangkan semua pilihan yang ternyata memiliki resiko yang hampir sama ketika dipilih, menuntut kita untuk menjadi seseorang yang selalu objektif, memandang segala sesuatu bukan atas dasar sudut pandang "karena ini yang saya suka"...tapi lebih "karena ini yang paling tinggi bobotnya ketika saya coba ukur kebermanfaatan masing-masing pilihan".

bisakah setiap kita menjadi orang yang seobjektif itu ketika memilih dan sampai akhirnya memutuskan untuk mengambil salah satu pilihan tersebut untuk dijalani?

beberapa hal yang saya pelajari dari kehidupan, seputar pilihan, memilih, dan menentukan pilihan, sebagian besar saya peroleh dari sosok ayah. selalu ada pelajaran yang berharga ketika saya berkonsultasi dengannya mengenai pilihan hidup. seperti yang pernah saya tulis sebelumnya, bahwa hidup pada dasarnya adalah bagaimana kita memilih, memilih satu diantara beberapa pilihan yang mungkin tidak satupun ada yang menguntungkan secara pribadi untuk kita, tapi tetap kita harus memilih salah satunya dan berusaha bertanggung jawab untuk menjalani pilihan tersebut. persepsi tentang hidup itu diungkapkan ayah ketika saya berhadapan dengan keharusan untuk memilih, beberapa tahun yang lalu.

tidak mudah memang menjadi pengambil keputusan, untuk diri sendiri sekalipun...dan saya begitu merasa berarti ketika mengetahui bahwa orang tua sepenuhnya percaya pada saya untuk memutuskan apapun tentang hidup saya, bahkan mereka meminta saya untuk tidak menjadi orang yang "peragu". jika mereka saja begitu yakin pada setiap keputusan saya, kenapa saya harus tidak percaya diri untuk memilih?

hal itu yang cukup menghibur saya belakangan ini, dan ada pesan moral yang begitu sederhana namun bermakna untuk saya:
"nai, dalam menjalani hidup, jangan menoleh ke belakang..tatap ke depan dengan optimis..."

finally, komunikasi adalah proses yang penting ketika pilihan hidup menuntut untuk segera dipilih. dan proses memilih itu harus diawali dengan komunikasi dengan ALLAH, Sang Maha Berkehendak. apapun yang kita pilih, semoga ada campur tanganNYA dan semoga juga menjadi kehendakNYA...