bismillahirrahmanirrahim

dimulakan dengan bismillah

Wednesday, September 1, 2010

buat ayahku...

Kalo ni boleh memilih, sebenernya ni lebih nyaman kalo bapak jadi orang biasa saja

Yang punya waktu kapan pun untuk sekedar sms atau telpon walopun cuma 3 menit

Terus kalo ni boleh memilih, tentu ni lebih pengen bapak jadi guru biasa atau jadi PNS seperti biasa kayak dulu, yang selalu sempet ngajak ade jalan-jalan sore sekedar cuci mata atau ngabuburit cari bakso buat buka puasa

Apalagi kalo ni boleh memilih, pasti ni lebih milih bapak cukup jadi bapak buat ni, teteh, sama ade-ade, yang kalo malem suka sering nonton tv bareng di ruang tengah, mulai dari berita sampe sinteron…yang penting nontonnya bareng-bareng, karena pada momen-momen itu biasanya kita suka sambil diskusi ringan

Hmm…kalo saja ni masih boleh memilih, ni bakal milih untuk jadi anak seorang pensiunan yang menghabiskan waktu untuk kegiatan-kegiatan sosial, jadi kalo sore ni kebetulan ada di rumah kita masih bisa jalan-jalan. Karena saat-saat dibonceng bapak sambil jalan-jalan itu biasanya mengalir banyak sekali cerita yang pasti ada hikmahnya buat ni

Tapi…

Ni sadar, bahwa hidup bukan sekedar menuruti apa yang kita inginkan untuk kita pilih

Terkadang hidup menuntut kita untuk mampu dan bahkan mau menjalani semua pilihan yang seringkali malah tidak pernah ada dalam daftar pilihan kita

Sepenuhnya ni sadar, bahwa bapak ni adalah orang hebat yang ternyata tidak cukup menjadi ayah bagi keluarga kecilnya saja. Di luar sana banyak anak-anak lain yang juga membutuhkan bapak, paling tidak untuk memastikan bahwa mereka bisa hidup dengan nyaman tanpa gangguan

Dan sekali lagi ni sadar, bahwa kita hidup tidak hanya untuk diri sendiri, tapi juga untuk orang lain yang secara sadar ataupun tidak kita akan saling membutuhkan selama kehidupan ini berjalan

Kali ini ni mula belajar untuk sadar,

Bahwa kehidupan kita akan sangat bermakna jika kita mampu dan mau berbagi dengan siapapun, dengan segala keterbatasan yang kita miliki, berbagi menjadi satu hal yang menambah kemuliaan hidup kita, karena itu ni akan belajar untuk rela berbagi cinta dengan orang lain, cinta seorang ayah yang kini juga harus mencintai rakyatnya…

Mudah-mudahan selanjutnya ni tidak pernah bosan untuk sadar, bahwa ni sama sekali tidak berhak untuk protes atas tugas mulia yang bapak emban untuk melayani rakyat sebagaimana bapak menyayangi ni dan anak-anak bapak yang lain…


Maaf untuk semua protes-protes ni selama ini,

Itu Cuma ungkapan kehilangan seorang anak yang merasa ada sedikit perbedaan dengan ayahnya saat ini

Semoga bapak tidak merasa itu jadi sebuah beban dan tuntutan yang menguras fikiran dan energi….

Terima kasih untuk banyak hal, banyak hal yang sampai saat ini belum sedikit pun bisa ni balas…

I love you bapak…