hidup itu adalah bagaimana kita menentukan pilihan. seringkali kita dihadapkan pada dua pilihan yang keduanya tidak memiliki keuntungan sama sekali. tetapi kita tetap harus memilih salah satu diantaranya, dengan berbagai konsekuensi dan resiko yang mungkin terjadi setelah kita memilihnya, karena memang itulah hidup...(nasihat ayahku beberapa tahun yang lalu)
bukan sebuah hal yang mendadak atau tiba-tiba datang, yang mengharuskan aku untuk segera memutuskan akan memilih pilihan yang mana. sama sekali bukan mendadak, karena pilihan itu sudah hadir sejak beberapa bulan sebelum akhirnya kembali ditawarkan padaku. namun sejak ditawarkan pertama kali, hati terasa sudah menolak dan memilih untuk berkata tidak pada pilihan yang ditawarkan itu..singkat, tanpa melalui pertimbangan-pertimbangan rumit yang melibatkan logika dan hati secra bersamaan pada kadar yang harus seimbang.
aku kira jawaban "tidak" ku sudah cukup mewakili apa yang ingin aku sampaikan kepad aorang-orang mengenai orientasi hidupku, bahwa pilihan yang ditawarkan itu memang menjadi impian dan cita-citaku, tapi dalam rencana hidup yang sudah aku susun, waktunya adalah nanti, bukan saat ini...saat aku tengah merasa sedang begitu bersemangat untuk mencicipi sedikit rasa di dunia "lain" yang dulu hanya bisa aku pelajari lewat aktivitas ayahku.
ternyata, beberapa hari kemarin, tawaran itu datang lagi, dari sumber yang sama. tawaran yang akhirnya membuat aku berfikir bahwa tawaran ini ternyata tidak bisa aku tolak begitu saja tanpa pertimbangan. "sekolah itu tidak ada ruginy..."
kalimat itu yang terngiang-ngiang di telingaku, yang semakin membuatku mempertimbangkan segala kemungkinan untuk kembali ke bangku kuliah, sekolah lagi, dan kali ini dengan kesempatan yang lebih indah, yaitu sekolah tanpa biaya ..."BEASISWA"
aku kembali menegaskan, bahwa akus udah punya rencana hidup, dan targetku untuk sekolah lagi bukanlah tahun ini. dengan segala kerencahan hati, aku tidak bermaksud untuk menolak sama sekali. aku hanya ingin berusaha menjalani apa yang sudah aku susun dalam sebuah kerangka "rencana hidup".
aku semakin terpancing untuk bertanya-tanya, apakah rencana yang aku susun memang sesuai dengan apa yang ALLAH kehendaki untuk aku?apakah aku terlalu lancang dengan membuat rencana hidup yang dengan "keukeuh" aku pertahankan...?
kesempatan itu kini memang datang, tanpa perlu aku bersusah payah menciptakan peluang...namun aku tetap ingin bertahan pada pendirianku, yang membuat aku merasa sangat tidak bersyukur.
d tengah segala kegalauan dan kebimbangan, rasanya aku butuh bertanya, tentang pilihan-pilihan hidupku, tentang rencana hidupku, tentang betapa aku merasa sok tau dengan begitu kuatnya aku mempertahankan apa yang aku rencanakan.
aku mengetikkan kalimat pertanyaan dalam bentuk pesan singkat, dan aku kirimkan ke beberapa sahabat yang aku rasa bisa membantu aku untuk paling tidak menguatkan pendirianku...yang aku sadarai ternyata aku memutuskannya tanpa proses istikharah serta komunikasi panjang dengan ALLAH,,,astaghfirullah....
pesan singkatku:
"dear esia, gmn caranya supaya kita tw bahwa sebuah keputusan yang kita ambil adalah yang terbaik menurut ALLAH, bukan semata atas dasar pertimbangan naluriah kita sebagai manusia?"
dari beberapa sahabat esia yang aku kirim, beberapa menjawab dengan jawaban yang hampir sama....T.T
pikirkan manfaatnya, hikmahnya...cari sebanyak-banyaknya. jangan berandai-andai, disyukuri. itu bs membwt qt khusnudzon sm ALLAH (0857405015XX)
mintalah fatwa pd hatimu yang bersih. sesuatu yang membawa kita pada ketenangan hati ketika melakukannya. ditambah dengan istikharah kita,,insyaALLAH Dia akan membukakan jalan (0857435855XX)
lewat message fb dia kirim beberapa paragraf sbg jawaban atas pertanyaanku...(0818037116XX)
aku pun mengirim pesan tsb kpd murabbiku tercinta: "dear murabbiku, gmn caranya supaya kita tw bahwa sebuah keputusan yang kita ambil adalah yang terbaik menurut ALLAH, bukan semata atas dasar pertimbangan naluriah kita sebagai manusia?"
murabbiku: jawabannya ada di hadits arbain.
"Rasulullah menasehatkan: "Mintalah fatwa dari hatimu. Kebaikan itu adalah apa- apa yang tenteram jiwa padanya dan tenteram pula dalam hati. Dan dosa itu adalah apa-apa yang syak dalam jiwa dan ragu-ragu dalam hati, walaupun orang-orang memberikan fatwa kepadamu dan mereka membenarkannya."
seorang sahabat yang lain membalas pesanku:
"ketika kita mengambilnya, dengan penuh keyakinan, dan sebelumnya sudah pernah berdialog dengan ALLAH tentang itu...maka baik atau buruknya nanti, tetep itu yang terbaik. krn ALLAH tdk pernah menyia2nyiakan doa hamba-hambaNya..." (0856402696XX)
hhh....entahlah, aku hanya bisa menarik kesimpulan bahwa aku perlu menata ulang hidup dan memperbaiki caraku berkomunikasi dan berdialog dengan ALLAH....