- bangun jam 04.30...cz lg g shalat, jd hrs bs bangun jam segitu,,so...pasang alarm hp ^^
- persiapan bwt ngajar TPDP jam 07.50 nanti..(huhuhu...regresei and korelasi,,,,blm ngerti sebenernya, tp paling g ud ad amunisi)
- jam 06.30 janjian mentoring sm ade2...^^, jd hrs persiapan materi dll sblm tdr td mlm,,untungnya msh sempet walopun badan capek banget,,(kali ini tentang teguran)
- jangan lupa nyetrika dulu, biar rapi.inget.pake baju yg bisa bwt ngajar, dan bs langsung pulang kuningan nanti sore tanpa ganti lagi,,hehe...dihemat aj baju kotornya
bismillahirrahmanirrahim
Friday, June 11, 2010
my pap's birthday
Thursday, June 10, 2010
abstrak tulisankuw...^^
Kebijakan pembangunan yang mengarah pada paradigma pembangunan berkelanjutan seringkali tidak mampu menyentuh masyrarakat pada level akar rumput. Masyarakat yang seharusnya melaksanakan kebijakan tersebut justru terkendala dengan minimnya pemahaman disebabkan oleh terbatasnya proses sosialisasi kebijakan yang dilakukan. Hal ini berakibat pada tidak tercapainya tujuan pembangunan berkelanjutan sebagaimana telah dirumuskan sebelumnya yaitu untuk mencapai keseimbangan ekonomi, sosial dan lingkungan secara berkesinambungan. Pembangunan berkelanjutan salah satunya terkait dengan upaya pembentukan perilaku masyarakat terhadap lingkungan yang secara umum bertujuan untuk mewujudkan gaya hidup berwawasan lingkungan. Gaya hidup diukur dari beberapa variabel dimana salah satunya adalah sampah. Kebiasaan seseorang mengelola sampah akan mengindikasikan sejauh mana gaya hidupnya pro terhadap lingkungan.
Terkait dengan aspek lingkungan, salah satu masalah perkotaan yang muncul adalah masalah sampah dan pengelolaannya. Sebagaimana kota-kota besar di dunia, Jakarta menghadapi peliknya masalah pengelolaan sampah dimana pada tahun 1985 Jakarta menghasilkan sampah sejumlah 18.500 m3 per hari dan pada tahun 2000 meningkat menjadi 25.700 m3 per hari(Bapedalda dalam www.walhi.or.id, 2000) dengan komposisi sampah terbesar berasal dari sampah rumah tangga.Di tengah-tengah peliknya permasalahan pengelolaan sampah di Jakarta, muncul inisiatif dari sekelompok wanita di RW 02 Kelurahan Pasar Minggu yang tergabung dalam komunitas Ibu-Ibu Kader Lingkungan (I2KL). Mereka sudah mulai mengolah sampah dari mulai dapur rumah tangga masing-masing dengan melakukan pemisahan sampah basah dan sampah kering, bahkan mebgolah sampah menjadi barang-barang kerajinan hingga meningkatkan nilai ekonomi dari sampah tu sendiri. Hal ini menarik untuk dikaji sehingga dapat menjawab pertanyaan sebenarnya sejauh mana peran serta wanita dalam mempelopori gaya hidup berwawasan lingkungan yang merupakan salah satu bagian dari proses pembangunan?Untuk itulah penelitian ini dilakukan, dengan tujuan untuk mengkaji peran serta wanita dalam mempelopori gaya hidup berwawasan lingkungan khususnya melalui pengelolaan sampah di lingkungannya di RW 02 Kelurahan Pasar Minggu Jakarta Selatan yang telah menerapkan pengelolaan sampah dari mulai skala rumah tangga.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif, dengan melakukan wawancara tidak terstruktur kepada komunitas wanita di kelurahan Pasar Minggu sebagai responden utama. Wawancara juga dilakukan terhadap instansi terkait yang turut membantu dalam membentuk gaya hidup masyarakat terutama dalam pengelolaan sampah di Kelurahan Pasar Minggu. Untuk mencapai tujuan penelitian, dilakukan beberapa tahapan analisis berdasarkan sasaran penelitian yang telah disusun sebelumnya. Tahap awal yang dilakukan adalah melakukan identifikasi karakteristik aktivitas pengelolaan Sampah di RW 02 Kelurahan Pasar Minggu dengan melihat inisiator aktivitas, motivasi yang mendasari dan sumber informasi aktivitas tersebut. Tahap selanjutnya adalah mengkaji proses pembentukan komunitas wanita berkelanjutan dalam pengelolaan sampah di RW 02 Kelurahan Pasar Minggu. Dalam hal ini dikaji mengenai kronologis pembentukan komunitas dimulai dari proses, implikasi yang terjadi pasca terbentuknya komunitas hingga pada upaya replikasi kegiatan yang dilakukan komunitas wanita di lokasi lain. Berdasarkan kedua tahap analisis tersebut kemudian dirumuskan peran serta wanita dalam mempelopori gaya hidup berwawasan lingkungan di RW 02 Kelurahan Pasar Minggu.
Output penelitian ini menunjukan bahwa wanita memilik peran dalam mempelopori gaya hidup berwawasan lingkungan di RW 02 Kelurahan Pasar Minggu. Namun demikian, dalam satu komunitas peran serta mereka berbeda satu sama lain, terbagi menjadi tiga tingkatan peran yakni sangat berperan, berperan dan cukup berperan. Tingkatan ini diukur dari beberapa variabel yaitu tujuan dan motivasi aktivitas pengelolaan sampah, sumber informasi, peran dalam komunitas serta upaya dan ruang lingkup replikasi kegiatan. Peran serta wanita dalam mempelopori gaya hidup berwawasan lingkungan membutuhkan motivasi eksternal baik itu berupa motivasi ekonomi, sosial, maupun lingkungan. Dalam hal ini peran pemangku kepentingan menjadi penting dalam rangka membangun motivasi tersebut. Melalui pemberian pendidikan mengenai lngkungan, pemerintah dan swasta dapat membantu membangun motivasi masyarakat dengan didahului proses pemahaman.